Kamis, 08 November 2018

TUGAS RESUME BAHASA INDONESIA



TUGAS RESUME BAHASA INDONESIA



Aisyah Talita Rifani
18390150015
DIII Administrasi Perkantoran


PERTEMUAN 1
Ejaan, Pilihan Kata, Kalimat, dan Paragraf
  • Ejaan
Secara sederhana, Ejaan sendiri dapat dikatakan sebagai Ucapan namun dalam bentuk tulisan. Dalam bahasa Indonesia sendiri terdapat beberapa aturan dalam penulisan Ejaan. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan Ejaan dalam Bahasa Indonesia.
1.       Penulisan Huruf Kapital 
     Digunakan untuk mengawali kalimat yang baru
Contohnya : Danau itu sangat ramai dikunjungi warga sekitar.

2.       Penulisan Huruf Tebal  
     Digunakan dalam penulisan judul buku atau majalah
Contohnya : Pedoman Berbahasa Indonesia , 1001 Fakta Ilmu Psikologi
3.       Penulisan Huruf Miring
     Digunakan dalam penulisan kata-kata ilmiah 
Contohnya : "nama latin dari Gajah Asia adalah elephas maximus
4.       Penulisan Partikel dan Awalan
     Partikel dibagi menjadi 2 jenis yaitu yang dirangkaikan (kalimatnya digabungkan) atau tidak dirangkaikan (kalimatnya dipisah).
     Untuk yang dirangkaikan terdapat beberapa awalan antara lain :
- Antar- , Contoh : Antarpulau, Antarkota, Antarbangsa
- Maha- , Contoh : Mahasiswa, Mahakuasa, Mahaguru
- Adi- , Contoh : Adikuasa, Adidaya, Adibusana
- Pra- , Contoh : Prasejarah, Prasejahtera, dsb.
     Untuk yang tidak dirangkaikan menggunakan awalan Maha- , namun kata sambungnya sudah merupakan kata bentukan dari kata dasar sebelumnya.
Contohnya : Maha Pemurah, Maha Pengasih, Maha Mengetahui.  
5.       Penulisan Bilangan 
     Untuk jumlah dalam kalimat percakapan, biasanya bilangan ditulis dengan huruf, namun untuk menyatakan jumlah pasti seperti harga barang biasanya bilangan ditulis dengan angka.
Contoh : "Ibu aku mau membeli lima butir permen" (dengan huruf)
               "Total belanjaan bulan ini sebesar Rp. 1.500.000,-" (dengan angka)
     Untuk penulisan didalam data atau grafik, bilangan wajib ditulis dengan angka. Apabila disertai dengan huruf biasanya dibatasi dengan tanda kurung.
Contoh : Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah)
     Untuk penulisan waktu ditulis menggunakan angka dengan format jam.menit.detik, namun untuk detik jarang digunakan dan hanya digunakan pada beberapa materi.
6.       Tanda Baca 
     Tanda titik ( . )
- Digunakan untuk mengakhiri suatu kalimat.
- Digunakan untuk pemisah gelar ( Contoh : S.H , S.E , S.Pd , dll )
     Tanda koma ( , )
- Digunakan sebagai jeda dalam pengucapan kalimat.
- Digunakan untuk kata yang dihubungkan dengan kata tetapi atau namun ataupun melainkan ( Contoh : Dia anak pintar, tetapi sangat angkuh )
- Digunakan sebagai pemisah bermacam-macam kata yang serupa maknanya dalam suatu kalimat ( Contoh : Rotinya ada rasa coklat, vanilla, keju, dan mocca )
- Digunakan sebagai pembatas antara kalimat artikel dengan kalimat langsung ( Contoh : Andik berkata, "Ibu aku mau berangkat ke sekolah").
     Tanda titik koma ( ; )
- Digunakan untuk memisahkan kalimat kalimat dalam suatu perincian  
- Dalam surat keputusan banyak digunakan untuk membatasi kalimat kalimat yang merupakan bagian dari konsiderasi dan bagian dari isi putusan itu sendiri.
     Tanda titik dua ( : )
- Digunakan pada kalimat yang mengandung beberapa anggota atau bagian yang diwakilkan dengan kata " misalnya : "contohnya :", atau "sebagai berikut :"
- Banyak digunakan dalam kalimat berbentuk formula seperti biodata, atau pada surat surat, atau keanggotaan organisasi.
( Contohnya : 
Nama :
Kelas :
Jabatan : )
    Tanda petik ( " " )
- Digunakan untuk menunjukkan suatu kalimat unik / kata kiasan yang memiliki arti lain dari kalimat sebenarnya 
(Contoh : Di dekat rumahku dibangun sekolah "luar biasa" , Hidupnya sebagai "kupu-kupu" malam telah berakhir)
    Tanda strip/hubung ( - )
- Digunakan pada kata yang berulang ulang
- Digunakan sebagai pemisah tanggal-bulan-tahun
- Digunakan sebagai penghubung kalimat dengan angka (Contoh :  Hari ini hari ulang tahunku ke-23)
- Digunakan sebagai penghubung huruf kapital ke huruf kecil (diluar hukum huruf kapital pada awal kalimat)
(Contoh : Hanya kepada-Nya lah kita patut menyembah)
- Digunakan sebagai kalimat jangkauan atau sampai dengan pada jumlah (Contoh : Tugas minggu ini ada pada halaman 20 - 22)
  1. Kata dan Pilihan Kata
1.    Pengertian
Kata secara sederhana adalah sekumpulan huruf yang mempunyai arti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti tersendiri, yaitu kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa.
Diksi adalah ketepatan pilihan kata untuk menyatakan sesuatu. Diksi atau pilihan kata pada dasarnya adalah hasil upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana.
Diksi atau pilihan kata mencakup pengertian kata-kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
1.1. Imbuhan Dari Bahasa Asing 
Selain imbuhan yang berasal dari Bahasa Indonesia sendiri (-kan, me-, di- dll), kita juga mengenal imbuhan asing. Imbuhan asing ini sudah diserap dan disesuaikan dengan ejaan yang baku, EYD. Imbuhan yang berasal dari asing itu adalah :
·         SANSEKERTA (-man, -wan, -wati)

A.    Imbuhan -man
Contoh : seniman, budiman
B.      Imbuhan -wan
Contoh : cendekiawan, wartawan
C.      Imbuhan -wati
Contoh : peragawati, olahragawati
·         ARAB ( -i, -wi, -lah )
Contoh : surgawi, duniawi
·         EROPA ( -is, -isme, -isasi )

A.     Imbuhan -is
Contoh : teoritis, aktivis
B.      Imbuhan -isme
Contoh : komunisme, kapitalisme
C.     Imbuhan -isasi
Contoh : urbanisasi, imunisasi
1.2. Makna Kata
Bentuk dan ekspresi adalah segi yang dapat diserap dengan pancaindra, yaitu dengan mendengar atau dengan melihat.
Isi atau makna adalah segi yang menimbulkan reaksi dalam pikiran pendengar atau pembaca karena rangsangan aspek bentuk tadi.
Macam-Macam Makna
Secara umum makna dibedakan atas makna konotatif dan denotatif, penjabarannya sebagai berikut:
Makna Denotatif
Makna denotatif dapat pula disebut sebagai makna denotasional, kognitif, konseptual, ideasional, referensial, dan proposisional dinamakan makna denotasional, referensial, konseptual, atau ideasional karena makna itu menunjuk (denote) pada suatu referen, konsep, atau ide tertentu dari suatu referen.
 Contoh : Rumah itu luasnya 250 meter persegi.
Makna denotatif dapat dibedakan atas dua macam relasi, yaitu :
1.       relasi antara sebuah kata dengan barang individual yang diwakilinya.
2.       relasi antara sebuah kata dan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya. Jadi, pengertian 'kursi' adalah ciri-ciri yang membuat sesuatu disebut sebagai kursi, bukan sebuah kursi individual.
Makna Konotatif
Makna konotatif merupakan nilai komunikatif dari suatu ungkapan menurut apa yang diacu, melebihi diatas isinya yang murni dan konseptual.
·           Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang sangat penting dalam menyampaikan gagasan dan merupakan sarana penyampai gagasan yang lengkap dan utuh.

Untuk menyusun kalimat efektif perlu memperhatikan :
- Kekompakkan dan kesatuan
- Kehematan
- Kevariasian
- Kesejajaran
- Penekanan 

  •  Paragraf
Paragraf adalah suatu tulisan karya ilmiah atau karangan dalam sebuah kalimat dimana penulisannya diawali dengan baris baru.
 Jenis Jenis Paragraf
Berikut ada beberapa jenis paragraf berdasarkan isi dan letak kalimat pokok : 
  1. Paragraf Deduktif
Paragraf ini adalah ditandai oleh suatu kalimat atau paragraf yang terletak di awal paragraf. Contohnya : membaca memang penting dalam menguasai berbagai ilmu pengetahuan. Seseorang yang ingin memiliki pengetahuan dibidang kesehatan, cukup membaca buku-buku terkait dalam bidang kesehatan.
  1. Paragraf Induktif
Paragraf ini adalah sebuah kalimat atau paragraf dimana ide pokoknya berada di akhir paragraf.
Contohnya: seseorang yang ingin memiliki pengetahuan di bidang kesehatan, hanya cukup membaca buku-buku tentang kesehatan. Jika ingin memiliki kemampuan dibidang ilmu komunikasi cukup membaca buku-buku terkait bidang ilmu komunikasi. Sama halnya dengan ilmu pengetahuan lain. Jadi membaca memang penting dalam menguasai berbagai ilmu pengetahuan.
  1. Paragraf Campuran
Paragraf ini adalah suatu kalimat atau paragraf yang dicampur antara paragraf awal dan paragraf akhir.
Contohnya : membaca memang penting dalam menguasai berbagai ilmu pengetahuan. Seseorang yang ingin memiliki pengetahuan dibidang kesehatan, cukup membaca buku terkait dalam bidang kesehatan. Ingin memiliki kemampuan dibidang ilmu komunikasi, cukup mempelajari buku-buku ilmu komunikasi.
  1. Paragraf Narasi
Dalam jenis paragraf ini tidak memiliki kalimat ide pokok maupun kalimat yang dijelaskan, karena semua kalimat pada paragraf ini dianggap semuanya penting.
Contohnya : seseorang yang ingin memiliki pengetahuan dibidang kesehatan, cukup membaca buku-buku terkait dalam bidang kesehatan. Ingin memiliki kemampuan dibidang ilmu ilmu komunikasi, hanya cukup membaca buku tentang ilmu komunikasi. Sama halnya dengan ilmu pengetahuan lainnya cukup membaca buku-buku yang terkait dengan ilmu yang dipelajari.

PERTEMUAN 2
Kalimat Efektif, SPOK, Fonem, dan Morfem
  • Kalimat Efektif
Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif dapat diartikan sebagai susunan kata yang mengikuti kaidah kebahasaan secara baik dan benar. Tentu saja karena kita berbicara tentang bahasa indonesia, kaidah yang menjadi patokan kalimat efektif dalam bahasan ini adalah kaidah bahasa Indonesia menurut ejaan yang disempurnakan (EYD).
Syarat Kalimat Efektif

·   Sesuai EYD

·   Sistematis

·   Tidak Boros dan Bertele-tele

·   Tidak Ambigu

 

Ciri-ciri Kalimat Efektif

 

1. Kesepadanan Struktur

Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kelengkapan struktur dan penggunaannya. Inilah yang dimaksud dengan kesepadanan struktur.
Contoh:
Adik demam sehingga adik tidak dapat masuk sekolah. (tidak efektif)
Adik demam sehingga tidak dapat masuk sekolah. (efektif)

2. Kehematan Kata

Karena salah satu syarat kalimat efektif adalah ringkas dan tidak bertele-tele, kalian tidak boleh menyusun kata-kata yang bermakna sama di dalam sebuah kalimat
Contoh Kata Jamak:
Para siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (tidak efektif)
Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (efektif)

Contoh Kata Sinonim:
Ia masuk ke dalam ruang kelas. (tidak efektif)
Ia masuk ruang kelas.

3. Kesejajaran Bentuk

Ciri-ciri yang satu ini menyangkut soal imbuhan dalam kata-kata yang ada di kalimat, sesuai kedudukannya pada kalimat itu. Pada intinya, kalimat efektif haruslah berimbuhan pararel dan konsisten.
Contoh:
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan pengolahannya. (tidak efektif)
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan mengolahnya. (efektif)

4. Ketegasan Makna

Tidak selamanya subjek harus diletakkan di awal kalimat, namun memang peletakan subjek seharusnya selalu mendahului predikat.
Contoh:
Kamu sapulah lantai rumah agar bersih! (tidak efektif)
Sapulah lantai rumahmu agar bersih! (efektif)

5. Kelogisan Kalimat

Ciri-ciri kalimat efektif terakhir yang amat krusial menyangkut kelogisan kalimat yang kalian buat. Kelogisan berperan penting untuk menghindari kesan ambigu pada kalimat.
Contoh:
Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kamu persilakan. (tidak efektif)
Bapak Kepala Sekolah dipersilakan menyampaikan pidatonya sekarang. (efektif)

  • SPOK
Kalimat berpola SPOK adalah adalah salah satu jenis kalimat lengkap karena mengandung unsur subjek (S) dan predikat (P). Kalimat berpola SPOK adalah jenis kalimat sempurna yang lengkap. Berikut adalah contoh kalimat berpola SPOK :
1.      Ayah membajak sawah menggunakan traktor.
2.      Ibu membawa makan siang ke sawah.
·         Fonem
1.   Pengertian Fonem
Fonem adalah satuan bunyi bahasa yang dapat membedakan arti. Bunyi /a/ dan /i/ dalam bahasa Indonesia adalah fonem, karena keduanya membedakan arti. Misalnya dalam pasangan dara dan dari.
Fonem ialah unit bunyi yang terkecil yang membedakan makna. Perbedaan makna ini dapat dilihat pada pasangan minimal atau pasangan terkecil perkataan. Misalnya pedang dengan petang. Dalam pasangan minimal perkataan pedang dengan petang itu terdapat bunyi yang berbeda (distingtif), yaitu bunyi d dan bunyi t. Oleh sebab perkataan pedang hampir sama, kecuali bunyi d dan bunyi t, maka dikatakan bahwa bunyi d dan bunyi t adalah bunyi yang distingtif yang membedakan makna. Oleh karena itu, bunyi d dan bunyi t adalah bertaraf fonem yang berbeda dan bunyi fonem ini diletakkan dalam kurungan fonem, yaitu / d / dan / t /.
  • Morfem
1.    Pengertian Morfem
Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang maknanya secara relatif stabil dan yang tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil; misalnya {ter}, {di} dan {pensil}.
·         PENJENISAN KATA
Kata ialah kumpulan daripada bunyi ujaran yang mengandung arti. Kata dinyatakan sebagai susunan huruf-huruf abjad yang mengandung arti dan sangat jelas. Contoh: ibu, mobil, ambil dan sedih.
1.    Kata Benda (Nomina)
Adalah nama dari semua benda dan segala yang dibendakan.
Misalnya: Tuhan, angin, meja, rumah, batu, mesin dan lain-lainnya.
2.       Kata Kerja (Verba)
Adalah semua kata yang menyatakan perbuatan atau laku.
Misalnya: mengetik, mengutip, meraba, mandi, makan dan lain-lainnya.
3.    Kata Sifat (Adjektiva)
Adalah kata yang menyatakan sifat atau hal keadaan sebuah benda/sesuatu.
Misalnya: baru, tebal, tinggi, rendah, baik, buruk, mahal, dan sebagainya.
4.    Kata Ganti (Pronomina)
Adalah kata yang dipakai untuk menggantikan kata benda atau yang dibendakan.
Misalnya: ini, itu, ia, mereka, sesuatu, masing-masing.
5.    Kata Keterangan (Adverbia)
Adalah kata yang memberi keterangan tentang kata kerja, kata sifat, kata keterangan, kata bilangan, atau seluruh kalimat.
Misalnya: pelan-pelan, cepat, kemarin, tadi.
6.    Kata Bilangan (Numeralia)
Adalah kata yang menyatakan jumlah benda atau jumlah kumpulan atau urutan tempat nama-nama benda.
Misalnya: seribu, saratus, berdua, bertiga, bebarapa, banyak.
7.    Kata Penghubung (Konjungsi)
Adalah kata yang menghubungkan kata-kata, bagian kalimat, atau menghubungkan kalimat-kalimat.
Misalnya: dan, lalu, meskipun, sungguhpun, ketika, jika.
8.    Kata Depan (Preposisi)
Adalah kata yang merangkaikan kata atau bagian kalimat.
Misalnya:  di, ke, dari, daripada, kepada.
9.    Kata Sandang (Artikel)
Adalah kata yang berfungsi menentukan kata benda dan membedakan suatu kata.
Misalnya: si, sang, hyang.
10.   Kata Seru (Interjeksi)
Adalah kata (yang sebenarnya sudah menjadi kalimat) untuk mengungkapkan perasaan.
Misalnya: aduh, wah, eh, oh, astaga.

PERTEMUAN 3
Kalimat Efektif (Kesatuan, Kepaduan, Keparalelan, Ketepatan, Kehematan, dan Kelogisan
Pengertian Kalimat Efektif
    Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat); memperhatikan ejaan yang disempurnakan; serta cara memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat.
Ciri-Ciri Kalimat Efektif
Beberapa ciri kalimat efektif yang kami kumpulkan, diantaranya:
·         Memakai diksi yang tepat.
·         Mempunyai unsur pokok atau penting, minimal Subjek Predikat (SP).
·         Taat kepada tata aturan ejaan yang disempurnakan (EYD) yang berlaku.
·         Melakukan penekanan ide pokok.
·         Mengacu kepada penghematan penggunaan kata.
·         Memakai kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
·         Memakai variasi struktur kalimat.
·         Memakai kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis.
·         Mewujudkan koherensi yang baik dan kompak.
·         Memperhatikan pararelisme.
·         Merupakan komunikasi yang berharkat.
·         Diwarnai kehematan.
·         Didasarkan pada pilihan kata yang baik.
Syarat Kalimat Efektif
Ada 6 syarat atau prinsip yang harus terpenuhi agar bisa tertulis kalimat yang efektif, apa saja? dibawah ini:
1.       Kesatuan
Menurut Amran Tasai dan Arifin, kesatuan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang digunakan. Kesatuan gagasan kalimat ini diperlihatkan oleh kesepadanan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Ciri-ciri yang kesatuan:
a. Adanya subjek dan predikat yang jelas.
Hindari menggunakan kata depan (di, ke, sebagai, dll) sebelum subjek.
Contoh kalimat kesatuan:
    Di rumah adat para petua mendiskusikan masalah kejahatan yang terjadi. (Salah)
    Para tetua adat mendiskusikan masalah kejahatan yang terjadi di rumah adat. (Benar)
b. Tidak terdapat subjek ganda
Misalnya:
    Pembangunan jalan itu kami dibantu oleh warga desa. (Salah)
    Dalam membangun jalan itu, kami dibantu oleh warga desa. (Benar)
c. Tidak menggunakan kata penghubung intrakalimat dalam kalimat tunggal
Misalnya:
    Kami datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama (Salah)
    Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama. (Benar)
d. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang
Misalnya:
    Bahasa Indonesa yang berasal dari bahasa Melayu.(Salah)
    Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.(Benar)
2.       Kehematan
Menurut Finoza, kehematan adalah usaha menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. Hemat disini berarti tidak menggunakan kata-kata mubazir, tidak menjamakkan kata yang sudah berbentuk jamak, dan tidak mengulang subjek. Dengan menghemat kata, kalimat menjadi padat dan berisi.
Contoh kalimat kehematan:
    Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke pesta itu. (Salah)
    Karena tidak diundang, dia tidak datang ke pesta itu. (Benar)
3.       Keparalelan
Menurut Amran Tasai dan Arifin, keparalelan merupakan kesamaan bentuk yang digunakan dalam kalimat itu.
Maksudnya yaitu jika pada kata pertama berbentuk verba, maka kata kedua juga harus berbentuk verba.
Materi terkait: Verba Transitif dan Intransitif Serta Contohnya
Contoh kalimat keparalelan:
    Sang tutor menjelaskan, memaparkan, dan penerapan sebuah aplikasi pada para praktikan. (Salah)
    Sang tutor menjelaskan, memaparkan, dan menerapkan sebuah aplikasi pada para praktikan. (Benar).
4.       Kelogisan
Menurut Arifin dan Amran Tasai, kelogisan adalah ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh kalimat efektif kelogisan:
    Waktu dan tempat kami persilahkan. (Salah)
    Bapak dosen kami persilahkan. (Benar)
5.       Kepaduan (Koherensi)
Menurut Finoza, koherensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentukan kalimat.
Ciri-ciri di contoh koherensi dibawah ini yaitu koherensi yang rusak karena tempat kata dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat.
Misalnya:
    Ikan memakan adik tadi pagi (Salah)
    Adik memakan ikan tadi pagi (Benar)
Selain itu, satu contoh lagi koherensi yang rusak karena menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh kalimat kepaduan:
    Mereka membahas daripada kehendak rakyat. (Salah)
    Mereka membahas kehendak rakyat. (Benar)
6.       Ketepatan
Menurut Finoza, ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membentuk suatu kalimat sehingga tercipta pengertian yang bulat dan pasti.
Contoh kalimat ketepatan, misalnya dibawah ini tentang kesalahan dalam penggunaan tanda koma:
   
Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat dan berjahitan. (Salah)
Sidik lupa bagaimana cara melukis, mengecat, dan menjahit.(Benar)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TUGAS RESUME BAHASA INDONESIA

TUGAS RESUME BAHASA INDONESIA Aisyah Talita Rifani 18390150015 DIII A...