TUGAS RESUME BAHASA INDONESIA
Aisyah Talita
Rifani
18390150015
DIII Administrasi
Perkantoran
PERTEMUAN 1
Ejaan, Pilihan Kata, Kalimat, dan Paragraf
- Ejaan
Secara sederhana, Ejaan sendiri
dapat dikatakan sebagai Ucapan namun dalam bentuk tulisan. Dalam bahasa
Indonesia sendiri terdapat beberapa aturan dalam penulisan Ejaan. Berikut
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan Ejaan dalam Bahasa
Indonesia.
1. Penulisan
Huruf Kapital
Digunakan untuk
mengawali kalimat yang baru
Contohnya : Danau itu sangat ramai dikunjungi warga sekitar.
2. Penulisan
Huruf Tebal
Digunakan
dalam penulisan judul buku atau majalah
Contohnya : Pedoman Berbahasa
Indonesia , 1001 Fakta Ilmu Psikologi
3. Penulisan
Huruf Miring
Digunakan
dalam penulisan kata-kata ilmiah
Contohnya : "nama latin dari
Gajah Asia adalah elephas maximus"
4. Penulisan
Partikel dan Awalan
Partikel
dibagi menjadi 2 jenis yaitu yang dirangkaikan (kalimatnya digabungkan) atau
tidak dirangkaikan (kalimatnya dipisah).
Untuk yang
dirangkaikan terdapat beberapa awalan antara lain :
- Antar- , Contoh :
Antarpulau, Antarkota, Antarbangsa
- Maha- , Contoh : Mahasiswa,
Mahakuasa, Mahaguru
- Adi- , Contoh : Adikuasa,
Adidaya, Adibusana
- Pra- , Contoh : Prasejarah,
Prasejahtera, dsb.
Untuk yang
tidak dirangkaikan menggunakan awalan Maha- , namun kata sambungnya
sudah merupakan kata bentukan dari kata dasar sebelumnya.
Contohnya : Maha Pemurah, Maha
Pengasih, Maha Mengetahui.
5. Penulisan
Bilangan
Untuk
jumlah dalam kalimat percakapan, biasanya bilangan ditulis dengan huruf, namun untuk
menyatakan jumlah pasti seperti harga barang biasanya bilangan ditulis dengan
angka.
Contoh : "Ibu aku mau membeli
lima butir permen" (dengan huruf)
"Total belanjaan bulan ini sebesar Rp.
1.500.000,-" (dengan angka)
Untuk
penulisan didalam data atau grafik, bilangan wajib ditulis dengan angka.
Apabila disertai dengan huruf biasanya dibatasi dengan tanda kurung.
Contoh : Rp. 250.000,- (dua ratus
lima puluh ribu rupiah)
Untuk
penulisan waktu ditulis menggunakan angka dengan format jam.menit.detik, namun
untuk detik jarang digunakan dan hanya digunakan pada beberapa materi.
6. Tanda
Baca
Tanda titik
( . )
- Digunakan untuk mengakhiri suatu
kalimat.
- Digunakan untuk pemisah gelar (
Contoh : S.H , S.E , S.Pd , dll )
Tanda koma
( , )
- Digunakan sebagai jeda dalam
pengucapan kalimat.
- Digunakan untuk kata yang
dihubungkan dengan kata tetapi atau namun ataupun melainkan
( Contoh : Dia anak pintar, tetapi sangat angkuh )
- Digunakan sebagai pemisah
bermacam-macam kata yang serupa maknanya dalam suatu kalimat ( Contoh : Rotinya
ada rasa coklat, vanilla, keju, dan mocca )
- Digunakan sebagai pembatas antara
kalimat artikel dengan kalimat langsung ( Contoh : Andik berkata, "Ibu
aku mau berangkat ke sekolah").
Tanda titik
koma ( ; )
- Digunakan untuk memisahkan kalimat
kalimat dalam suatu perincian
- Dalam surat keputusan banyak
digunakan untuk membatasi kalimat kalimat yang merupakan bagian dari
konsiderasi dan bagian dari isi putusan itu sendiri.
Tanda titik
dua ( : )
- Digunakan pada kalimat yang
mengandung beberapa anggota atau bagian yang diwakilkan dengan kata "
misalnya : "contohnya :", atau "sebagai berikut :"
- Banyak digunakan dalam kalimat
berbentuk formula seperti biodata, atau pada surat surat, atau keanggotaan
organisasi.
( Contohnya :
Nama :
Kelas :
Jabatan : )
Tanda petik
( " " )
- Digunakan untuk menunjukkan suatu
kalimat unik / kata kiasan yang memiliki arti lain dari kalimat
sebenarnya
(Contoh : Di dekat rumahku dibangun
sekolah "luar biasa" , Hidupnya sebagai "kupu-kupu" malam
telah berakhir)
Tanda
strip/hubung ( - )
- Digunakan pada kata yang berulang
ulang
- Digunakan sebagai pemisah
tanggal-bulan-tahun
- Digunakan sebagai penghubung
kalimat dengan angka (Contoh : Hari ini hari ulang tahunku ke-23)
- Digunakan sebagai penghubung huruf
kapital ke huruf kecil (diluar hukum huruf kapital pada awal kalimat)
(Contoh : Hanya kepada-Nya lah kita
patut menyembah)
- Digunakan sebagai kalimat
jangkauan atau sampai dengan pada jumlah (Contoh : Tugas minggu ini ada pada
halaman 20 - 22)
- Kata
dan Pilihan Kata
1. Pengertian
Kata secara sederhana adalah
sekumpulan huruf yang mempunyai arti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
memiliki arti tersendiri, yaitu kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau
dituliskan yang merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat
digunakan dalam berbahasa.
Diksi adalah ketepatan pilihan kata
untuk menyatakan sesuatu. Diksi atau pilihan kata pada dasarnya adalah hasil
upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana.
Diksi atau pilihan kata mencakup
pengertian kata-kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan,
bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan
ungkapan-ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu
situasi.
1.1.
Imbuhan Dari Bahasa Asing
Selain imbuhan yang berasal dari
Bahasa Indonesia sendiri (-kan, me-, di- dll), kita juga mengenal imbuhan
asing. Imbuhan asing ini sudah diserap dan disesuaikan dengan ejaan yang baku,
EYD. Imbuhan yang berasal dari asing itu adalah :
·
SANSEKERTA (-man, -wan, -wati)
A.
Imbuhan -man
Contoh : seniman, budiman
B. Imbuhan
-wan
Contoh : cendekiawan, wartawan
C.
Imbuhan -wati
Contoh : peragawati, olahragawati
·
ARAB ( -i, -wi, -lah )
Contoh : surgawi, duniawi
·
EROPA
( -is, -isme, -isasi )
A.
Imbuhan -is
Contoh : teoritis, aktivis
B.
Imbuhan -isme
Contoh : komunisme, kapitalisme
C.
Imbuhan -isasi
Contoh : urbanisasi, imunisasi
1.2.
Makna Kata
Bentuk dan ekspresi adalah segi yang
dapat diserap dengan pancaindra, yaitu dengan mendengar atau dengan melihat.
Isi atau makna adalah segi yang
menimbulkan reaksi dalam pikiran pendengar atau pembaca karena rangsangan aspek
bentuk tadi.
Macam-Macam Makna
Secara umum makna dibedakan atas
makna konotatif dan denotatif, penjabarannya sebagai berikut:
Makna Denotatif
Makna denotatif dapat pula disebut
sebagai makna denotasional, kognitif, konseptual, ideasional, referensial, dan
proposisional dinamakan makna denotasional, referensial, konseptual, atau
ideasional karena makna itu menunjuk (denote) pada suatu referen, konsep, atau
ide tertentu dari suatu referen.
Contoh : Rumah itu luasnya 250 meter persegi.
Makna denotatif dapat dibedakan atas
dua macam relasi, yaitu :
1.
relasi antara sebuah kata dengan
barang individual yang diwakilinya.
2.
relasi antara sebuah kata dan
ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya. Jadi,
pengertian 'kursi' adalah ciri-ciri yang membuat sesuatu disebut sebagai kursi,
bukan sebuah kursi individual.
Makna Konotatif
Makna konotatif merupakan nilai
komunikatif dari suatu ungkapan menurut apa yang diacu, melebihi diatas
isinya yang murni dan konseptual.
·
Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang sangat penting
dalam menyampaikan gagasan dan merupakan sarana penyampai gagasan yang lengkap
dan utuh.
Untuk menyusun kalimat efektif perlu memperhatikan
:
- Kekompakkan
dan kesatuan
- Kehematan
- Kevariasian
- Kesejajaran
- Penekanan
- Paragraf
Paragraf adalah suatu
tulisan karya ilmiah atau karangan dalam sebuah kalimat dimana penulisannya
diawali dengan baris baru.
Jenis Jenis
Paragraf
Berikut ada beberapa
jenis paragraf berdasarkan isi dan letak kalimat pokok :
- Paragraf Deduktif
Paragraf ini adalah
ditandai oleh suatu kalimat atau paragraf yang terletak di awal paragraf.
Contohnya : membaca memang penting dalam menguasai berbagai ilmu pengetahuan.
Seseorang yang ingin memiliki pengetahuan dibidang kesehatan, cukup membaca
buku-buku terkait dalam bidang kesehatan.
- Paragraf Induktif
Paragraf ini adalah
sebuah kalimat atau paragraf dimana ide pokoknya berada di akhir paragraf.
Contohnya: seseorang
yang ingin memiliki pengetahuan di bidang kesehatan, hanya cukup membaca
buku-buku tentang kesehatan. Jika ingin memiliki kemampuan dibidang ilmu
komunikasi cukup membaca buku-buku terkait bidang ilmu komunikasi. Sama halnya
dengan ilmu pengetahuan lain. Jadi membaca memang penting dalam menguasai
berbagai ilmu pengetahuan.
- Paragraf Campuran
Paragraf ini adalah
suatu kalimat atau paragraf yang dicampur antara paragraf awal dan paragraf
akhir.
Contohnya : membaca
memang penting dalam menguasai berbagai ilmu pengetahuan. Seseorang yang ingin
memiliki pengetahuan dibidang kesehatan, cukup membaca buku terkait dalam
bidang kesehatan. Ingin memiliki kemampuan dibidang ilmu komunikasi, cukup
mempelajari buku-buku ilmu komunikasi.
- Paragraf Narasi
Dalam jenis paragraf ini
tidak memiliki kalimat ide pokok maupun kalimat yang dijelaskan, karena semua
kalimat pada paragraf ini dianggap semuanya penting.
Contohnya : seseorang
yang ingin memiliki pengetahuan dibidang kesehatan, cukup membaca buku-buku
terkait dalam bidang kesehatan. Ingin memiliki kemampuan dibidang ilmu ilmu
komunikasi, hanya cukup membaca buku tentang ilmu komunikasi. Sama halnya
dengan ilmu pengetahuan lainnya cukup membaca buku-buku yang terkait dengan
ilmu yang dipelajari.
PERTEMUAN
2
Kalimat
Efektif, SPOK, Fonem, dan Morfem
- Kalimat Efektif
Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif dapat diartikan sebagai susunan kata yang
mengikuti kaidah kebahasaan secara baik dan benar. Tentu saja karena kita
berbicara tentang bahasa indonesia, kaidah yang menjadi patokan kalimat efektif
dalam bahasan ini adalah kaidah bahasa Indonesia menurut ejaan yang
disempurnakan (EYD).
Syarat Kalimat Efektif
· Sesuai
EYD
· Sistematis
· Tidak
Boros dan Bertele-tele
· Tidak
Ambigu
Ciri-ciri Kalimat Efektif
1.
Kesepadanan Struktur
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah kelengkapan struktur
dan penggunaannya. Inilah yang dimaksud dengan kesepadanan struktur.
Contoh:
Adik demam sehingga adik tidak dapat masuk sekolah. (tidak efektif)
Adik demam sehingga tidak dapat masuk sekolah. (efektif)
2.
Kehematan Kata
Karena salah satu syarat kalimat efektif adalah ringkas dan tidak
bertele-tele, kalian tidak boleh menyusun kata-kata yang bermakna sama di dalam
sebuah kalimat
Contoh Kata Jamak:
Para siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (tidak
efektif)
Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi. (efektif)
Contoh Kata Sinonim:
Ia masuk ke dalam ruang kelas. (tidak efektif)
Ia masuk ruang kelas.
3.
Kesejajaran Bentuk
Ciri-ciri yang satu ini menyangkut soal imbuhan dalam kata-kata
yang ada di kalimat, sesuai kedudukannya pada kalimat itu. Pada intinya,
kalimat efektif haruslah berimbuhan pararel dan konsisten.
Contoh:
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan
pengolahannya. (tidak efektif)
Hal yang mesti diperhatikan soal sampah adalah cara membuang, memilah, dan
mengolahnya. (efektif)
4.
Ketegasan Makna
Tidak selamanya subjek harus diletakkan di awal kalimat, namun
memang peletakan subjek seharusnya selalu mendahului predikat.
Contoh:
Kamu sapulah lantai rumah agar bersih! (tidak efektif)
Sapulah lantai rumahmu agar bersih! (efektif)
5.
Kelogisan Kalimat
Ciri-ciri kalimat efektif terakhir yang amat krusial menyangkut
kelogisan kalimat yang kalian buat. Kelogisan berperan penting untuk
menghindari kesan ambigu pada kalimat.
Contoh:
Kepada Bapak Kepala Sekolah, waktu dan tempat kamu persilakan. (tidak efektif)
Bapak Kepala Sekolah dipersilakan menyampaikan pidatonya sekarang. (efektif)
- SPOK
Kalimat berpola SPOK
adalah adalah salah satu jenis kalimat lengkap karena mengandung unsur subjek
(S) dan predikat (P). Kalimat berpola SPOK adalah jenis kalimat sempurna yang
lengkap. Berikut adalah contoh kalimat berpola SPOK :
1. Ayah membajak sawah menggunakan
traktor.
2. Ibu membawa makan siang ke sawah.
·
Fonem
1.
Pengertian Fonem
Fonem adalah satuan bunyi bahasa yang dapat membedakan arti. Bunyi
/a/ dan /i/ dalam bahasa Indonesia adalah fonem, karena keduanya membedakan
arti. Misalnya dalam pasangan dara dan dari.
Fonem ialah unit bunyi yang terkecil yang
membedakan makna. Perbedaan makna ini dapat dilihat pada pasangan minimal atau
pasangan terkecil perkataan. Misalnya pedang dengan petang. Dalam
pasangan minimal perkataan pedang dengan petang itu terdapat
bunyi yang berbeda (distingtif), yaitu bunyi d dan bunyi t. Oleh
sebab perkataan pedang hampir sama, kecuali bunyi d dan bunyi t,
maka dikatakan bahwa bunyi d dan bunyi t adalah bunyi yang distingtif
yang membedakan makna. Oleh karena itu, bunyi d dan bunyi t
adalah bertaraf fonem yang berbeda dan bunyi fonem ini diletakkan dalam
kurungan fonem, yaitu / d / dan / t /.
- Morfem
1. Pengertian Morfem
Morfem adalah satuan bahasa terkecil yang
maknanya secara relatif stabil dan yang tidak dapat dibagi atas bagian bermakna
yang lebih kecil; misalnya {ter}, {di} dan {pensil}.
·
PENJENISAN KATA
Kata ialah kumpulan daripada bunyi ujaran
yang mengandung arti. Kata dinyatakan sebagai susunan huruf-huruf abjad yang
mengandung arti dan sangat jelas. Contoh: ibu, mobil,
ambil dan sedih.
1. Kata Benda (Nomina)
Adalah nama dari semua benda dan segala
yang dibendakan.
Misalnya: Tuhan, angin, meja, rumah, batu,
mesin dan lain-lainnya.
2. Kata Kerja (Verba)
Adalah semua kata yang menyatakan
perbuatan atau laku.
Misalnya: mengetik, mengutip, meraba,
mandi, makan dan lain-lainnya.
3. Kata Sifat
(Adjektiva)
Adalah kata yang menyatakan sifat atau hal keadaan sebuah
benda/sesuatu.
Misalnya: baru, tebal, tinggi, rendah,
baik, buruk, mahal, dan sebagainya.
4. Kata Ganti
(Pronomina)
Adalah kata yang dipakai untuk menggantikan kata benda atau yang
dibendakan.
Misalnya: ini, itu, ia, mereka, sesuatu,
masing-masing.
5. Kata Keterangan
(Adverbia)
Adalah kata yang memberi keterangan tentang kata kerja, kata
sifat, kata keterangan, kata bilangan, atau seluruh kalimat.
Misalnya: pelan-pelan, cepat, kemarin,
tadi.
6. Kata Bilangan
(Numeralia)
Adalah kata yang menyatakan jumlah benda atau jumlah kumpulan atau
urutan tempat nama-nama benda.
Misalnya: seribu, saratus, berdua,
bertiga, bebarapa, banyak.
7. Kata Penghubung
(Konjungsi)
Adalah kata yang menghubungkan kata-kata, bagian kalimat, atau menghubungkan
kalimat-kalimat.
Misalnya: dan, lalu, meskipun, sungguhpun,
ketika, jika.
8. Kata Depan
(Preposisi)
Adalah kata yang merangkaikan kata atau
bagian kalimat.
Misalnya: di, ke, dari, daripada,
kepada.
9. Kata Sandang
(Artikel)
Adalah kata yang berfungsi menentukan kata benda dan membedakan
suatu kata.
Misalnya: si, sang, hyang.
10. Kata Seru (Interjeksi)
Adalah kata (yang sebenarnya sudah menjadi kalimat) untuk
mengungkapkan perasaan.
Misalnya: aduh, wah, eh, oh, astaga.
PERTEMUAN 3
Kalimat Efektif (Kesatuan, Kepaduan, Keparalelan,
Ketepatan, Kehematan, dan Kelogisan
Pengertian
Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun
berdasarkan kaidah-kaidah yang berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus
dimiliki setiap kalimat (subjek dan predikat); memperhatikan ejaan yang
disempurnakan; serta cara memilih kata (diksi) yang tepat dalam kalimat.
Ciri-Ciri Kalimat
Efektif
Beberapa
ciri kalimat efektif yang kami kumpulkan, diantaranya:
·
Memakai
diksi yang tepat.
·
Mempunyai
unsur pokok atau penting, minimal Subjek Predikat (SP).
·
Taat
kepada tata aturan ejaan yang disempurnakan (EYD) yang berlaku.
·
Melakukan
penekanan ide pokok.
·
Mengacu
kepada penghematan penggunaan kata.
·
Memakai
kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
·
Memakai
variasi struktur kalimat.
·
Memakai
kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis.
·
Mewujudkan
koherensi yang baik dan kompak.
·
Memperhatikan
pararelisme.
·
Merupakan
komunikasi yang berharkat.
·
Diwarnai
kehematan.
·
Didasarkan
pada pilihan kata yang baik.
Syarat Kalimat
Efektif
Ada
6 syarat atau prinsip yang harus terpenuhi agar bisa tertulis kalimat yang
efektif, apa saja? dibawah ini:
1. Kesatuan
Menurut
Amran Tasai dan Arifin, kesatuan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan)
dan struktur bahasa yang digunakan. Kesatuan gagasan kalimat ini diperlihatkan
oleh kesepadanan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik.
Ciri-ciri
yang kesatuan:
a.
Adanya subjek dan predikat yang jelas.
Hindari
menggunakan kata depan (di, ke, sebagai, dll) sebelum subjek.
Contoh
kalimat kesatuan:
Di rumah adat para petua mendiskusikan
masalah kejahatan yang terjadi. (Salah)
Para tetua adat mendiskusikan masalah
kejahatan yang terjadi di rumah adat. (Benar)
b.
Tidak terdapat subjek ganda
Misalnya:
Pembangunan jalan itu kami dibantu oleh
warga desa. (Salah)
Dalam membangun jalan itu, kami dibantu
oleh warga desa. (Benar)
c.
Tidak menggunakan kata penghubung intrakalimat dalam kalimat tunggal
Misalnya:
Kami datang agak terlambat. Sehingga kami
tidak dapat mengikuti acara pertama (Salah)
Kami datang agak terlambat. Oleh karena
itu, kami tidak dapat mengikuti acara pertama. (Benar)
d.
Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang
Misalnya:
Bahasa Indonesa yang berasal dari bahasa
Melayu.(Salah)
Bahasa Indonesia berasal dari bahasa
Melayu.(Benar)
2. Kehematan
Menurut
Finoza, kehematan adalah usaha menghindari pemakaian kata yang tidak perlu.
Hemat disini berarti tidak menggunakan kata-kata mubazir, tidak menjamakkan
kata yang sudah berbentuk jamak, dan tidak mengulang subjek. Dengan menghemat
kata, kalimat menjadi padat dan berisi.
Contoh
kalimat kehematan:
Karena ia tidak diundang, dia tidak datang
ke pesta itu. (Salah)
Karena tidak diundang, dia tidak datang ke
pesta itu. (Benar)
3. Keparalelan
Menurut
Amran Tasai dan Arifin, keparalelan merupakan kesamaan bentuk yang digunakan
dalam kalimat itu.
Maksudnya
yaitu jika pada kata pertama berbentuk verba, maka kata kedua juga harus
berbentuk verba.
Materi
terkait: Verba Transitif dan Intransitif Serta Contohnya
Contoh
kalimat keparalelan:
Sang tutor menjelaskan, memaparkan, dan
penerapan sebuah aplikasi pada para praktikan. (Salah)
Sang tutor menjelaskan, memaparkan, dan
menerapkan sebuah aplikasi pada para praktikan. (Benar).
4. Kelogisan
Menurut
Arifin dan Amran Tasai, kelogisan adalah ide kalimat itu dapat diterima oleh
akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh
kalimat efektif kelogisan:
Waktu dan tempat kami persilahkan. (Salah)
Bapak dosen kami persilahkan. (Benar)
5. Kepaduan (Koherensi)
Menurut
Finoza, koherensi adalah terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur
pembentukan kalimat.
Ciri-ciri
di contoh koherensi dibawah ini yaitu koherensi yang rusak karena tempat kata
dalam kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat.
Misalnya:
Ikan memakan adik tadi pagi (Salah)
Adik memakan ikan tadi pagi (Benar)
Selain
itu, satu contoh lagi koherensi yang rusak karena menyisipkan sebuah kata
seperti daripada atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh
kalimat kepaduan:
Mereka membahas daripada kehendak rakyat.
(Salah)
Mereka membahas kehendak rakyat. (Benar)
6. Ketepatan
Menurut
Finoza, ketepatan adalah kesesuaian atau kecocokan pemakaian unsur-unsur yang
membentuk suatu kalimat sehingga tercipta pengertian yang bulat dan pasti.
Contoh
kalimat ketepatan, misalnya dibawah ini tentang kesalahan dalam penggunaan
tanda koma:
Sidik
lupa bagaimana cara melukis, mengecat dan berjahitan. (Salah)
Sidik
lupa bagaimana cara melukis, mengecat, dan menjahit.(Benar)